Ilmudan Teknologi Istana Kuno Ungkap Sejarah yang Hilang . Edisi, 10 Agustus 2011. Administrator
KonghouKonghou ļ¼ē®ēÆ; disebut juga dengan nama Kanhou) adalah alat musik petik yang juga merupakan harpa Cina kuno., Cultural China. Diakses pada 1 Juni 2010. Lim SK. (2008). Origins of Chinese Music. Jakarta: PT Elex Media Komputindo. Hal.90, Cultural China. Diakses pada 1 Juni 2010.
Koreamemiliki corak kebudayaan yang beragam yang berasal dari akar asli yang dibentuk dalam berbagai kesenian dan tarian. Budaya Tionghoa yang diimpor selama berabad-abad ikut berperan membentuk sistem sosial dan norma berdasarkan Konfusianisme, Buddhisme dan Taoisme. Hasilnya adalah beragamnya bentuk manifestasi dan akulturasi antara budaya asli Korea dan Tiongkok yang unik.
Haegeumadalah jenis alat musik gesek tradisional yang berasal dari Korea Selatan. Haegeum adalah jenis rebab yang diadaptasikan dari rebab Cina dan masih sejenis dengan erhu , xiqin , dan erxian. Alat musik ini selalu digunakan dalam orkestra musik istana. Asal mula dari Cina, diperkenalkan pada periode Dinasti Goryeo (918-1392). Pada
Jepangmenjadi negara yang berpengaruh di Korea dan Cina; arsitektur. Pharaoh-pharao yang terkenal adalah Khufu, Khafra, Menkamra. Khufu adalah raja pertama dinasti IV. Beliau berasal dari daerah yang disebut Menat Khufu, sekitar Beni Hasan (sekarang Mesir Tengah). terutama di ibukota thebe dengan kompleks besar Karnak dan Luxor yang
Merupakansalah satu kesenian merangkai bunga yang khas dan berasal dari negara bunga sakura ini. Dimana Bunga tersebut identik dengan tanda kehormatan dan juga kebudayaan Jepang dalam bermain judi slot online uang asli. Disamping itu dinegara Jepang Bunga sangat sakral dan merupakan tempat bersembayamnya Tuhan. Tradisi Minum Teh
kjEZ. Di kebanyakan masa dan tempat, musik menjadi hiasan kehidupan penguasa dan orang-orang kaya, dan merupakan pendamping syair jenis tertentu. Muwasysyah dari Andalusia ditulis untuk dinyanyikan, dan syair ini melanjutkan sebuah tradisi yang telah tumbuh pada masa-masa Islam awal, yang merupakan kelanjutan tradisi Persia yang kuno. Baca juga tulisan pertama Musik dalam Peradaban IslamMenjelang masa-masa Umayyah, musisi adalah abdi istana yang bermain untuk penguasa, yang menandai jaraknya dengan bersembunyi di balik tirai. Antologi terkenal, Kitab al-Aghani, mencatat peristiwa seperti di istana Abbasiyyah. Penggubah sebuah lagu berkataAku dibawa ke sebuah ruangan nan luas dan megah. Di ujung ruangan itu tergantung sebuah tirai indah dari sutra. Di tengahnya terdapat beberapa tempat duduk yang menghadap tirai, dan empat dari tempat duduk ini telah disi oleh empat musisi, tiga perempuan dan satu laki-laki, dengan masing-masing memegang biola di tangannya. Aku ditempatkan di dekat musisi lelaki, dan perintah diberikan agar musik mulai dimainkan. Setelah keempat musisi ini bernyanyi, aku mendekati orang di sampingku dan memintanya mengiringiku dengan instrumennya ⦠Aku kemudian membawakan melodi gubahanku sendiri ⦠Akhirnya pintu terbuka; Fadl ibn Rabi berteriak, āImamul Mukminin,ā dan Harun pun titik tertentu, seni ini dibawa oleh musisi dari istana Abbasiyyah ke istana Umayyah di Kordoba. Di sana tumbuh berkembang sebuah tradisi Andalusia dan Maghrib yang berbeda dengan tradisi Iran milik istana-istana musik diajarkan turun-temurun secara lisan, maka sama sekali tidak ada catatan perihal musik yang dimainkan atau dinyanyikan hingga abad-abad kemudian, tetapi sesuatu dapat dipelajari dari karya-karya para penulis teori dengan para pemikir Yunani, filosof muslim menganggap musik sebagai salah satu ilmu pengetahuan. Yakni, tata bunyi dapat diteroka menurut prinsip-prinsip matematika. Mendedahkan hal ihwal ini khususnya penting bagi mereka, karena mereka menganggap bunyi sebagai gema musik dari planet-planet, yaitu gema-gema pergerakan langit yang memberikan jalan bagi semua pergerakan di bumi di bawah samping spekulasi filosofis itu, karya-karya mengenai musik, seperti karya Ibn Sina, memberikan perincian mengenai gaya komposisi dan pertunjukan serta perihal alat-alat musik. Karya-karya tersebut menunjukkan musik istana lebih mengutamakan vokal. Syair-syair dinyanyikan dengan iringan alat-alat musik, seperti instrumen bersenar, biola, dan ditata berdasarkan sejumlah āmodeā yang lazim, tetapi dalam pola-pola yang tetap ini terdapat ruang untuk improvisasi keragaman dan ornamen. Musik juga merupakan pengiring tari-tarian, yang ditampilkan oleh para penari perempuan yang profesional di istana-istana dan rumah-rumah strata masyarakat, di gurun, pedesaan, dan kota, memiliki musiknya sendiri untuk pelbagai peristiwa penting, seperti perang dan panen, kerja, dan menikah. Setiap wilayah memiliki tradisinya sendiri. Lagu-lagunya dinyanyikan diiringi atau tak diiringi dengan drum, suling, atau biola bersenar satu. Beberapa peristiwa dirayakan dengan tari-tarian, yang dipanggungkan bukan oleh para penari profesional, melainkan oleh laki-laki dan perempuan dalam barisan atau dalam penduduk dan tersebarnya bahasa Arab serta semua hal yang mengikutinya, mungkin telah membawa tradisi ini dalam seragaman, tetapi perbedaan-perbedaan masih bertahan dari satu desa ke desa lainnya, atau dari satu kabilah ke kabilah yang istana berkelindan dengan kehidupan duniawiah istana, dan musik rakyat pun mungkin dipakai untuk mengiringi perayaan-perayaan duniawiah. Para ulama tidak menyetujui perhal ini, tetapi mereka tidak dapat sama sekali menistakan musik karena musik pun memainkan peran dalam praktik keagamaan. Yakni, azan memiliki iramanya sendiri, Alquran dikumandangkan dalam cara-cara resmi, dan zikirāritual menyebut-nyebut nama Allah Swtāpun diiringi dengan musik, bahkan dalam tarekat sufi tertentu dengan gerakan karena itu, sangat penting untuk mengatur penggunaan daya yang kuat ini. Puisi dan musik tidak dengan sendirinya haram, tetapi bergantung pada situasi. Keduanya dibolehkan manakala membangkitkan hasrat untuk berhaji, atau mendorong manusia untuk berperang, ketika perang dibenarkan, atau membangkitkan kesedihan yang dianjurkanākesedihan seorang manusia karena keterbatasan-keterbatasannya menjalankan agama, atau karena dosa-dosanyaāatau karena cinta yang tulus, cinta kepada Tuhan; Tak ada suara yang menerpa pendengaran seseorang kecuali bahwa ia mendengarkan dari-Nya dan di puisi dan musik diharamkan apabila pembaca atau penyayi adalah seseorang yang membangkitkan godaan, atau nyanyian yang jorok atau menghina agama atau membangkitkan hasrat berahi; alat-alat musik tertentuāsuling dan instrumen bersenarādiharamkan karena diasosiasikan dengan orang-orang yang mabuk atau banci.
musik istana kuno yang berasal dari cina dan korea disebut